Thursday, December 8, 2011

Full Accoustic Respect




HARI PARA PELAKU BISNIS MUSIK BERSILATURAHMI DAN BERBAGI !!

FULL ACOUSTIQ RESPECT - BE SMART
LIVE @ DE TONG CAFE - PROKLAMASI # 9/10 A DEPOK 2 TENGAH
SETIAP JUM'AT, MULAI 9 DESEMBER 2011 (DARI JAM 3 SORE SAMPAI SELESAI)

Special Performance, 9 Desember :
YULIENKA
KAYA BAND
TWO NONA
BIDADARI CERIA
KILAU BAND
KM 42
THE BLUE ROLL
FLOTILLA

TEMA DAN SOSIALISASI UTAMA :
SENIMAN / MUSISI CERDAS BERMAIN FACEBOOK !

Kegiatan yang mengedepankan Obrolan Seru Nan Santai Yang akan membahas Segala Persoalan Musik Bisnis, Problema Anak Anak Band, Promosi, Distribusi, RBT, pokoknya segala sesuatu yang berhubungan dengan Musik dan Industrinya ...

MENGHADIRKAN :
SENIMAN / MUSISI - MANAGEMENT ARTIS - EVENT ORGANIZER
PIHAK RADIO, TV, MEDIA CETAK - PEMILIK STUDIO REKAMAN + LATIHAN
PIHAK LABEL (SIAPA ATAU APAPUN ITU) - PEMILIK BAR / CAFE MUSIK
PEMERHATI MUSIK - KAMU SENDIRI !

HOTLINE ; 0878 232 2929 7

Koalisi ;
SIP MAGZ
DE TONG CAFE
— with Fransiscus Eko and 50 others

Sunday, December 4, 2011

I Like Monday


zeepy art organizer present : I LIKE MONDAY


zeepy art organizer present : I LIKE MONDAY
senin 12 des 2011 (19.00-selesai)
di BACKYARD cafe, Kemang jaksel

dimeriahkan oleh :
-Band Liebling
-secondbreak
-frontline
-S'mantara
-d'zhendral
-snow on summer
-the blue roll
-freyja
-rebel
-eclipse

ayoo kita support musik indie..
be there guys..!!


INFO DETILE :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=192052737549552&set=a.111521085602718.25484.100002344807943&type=1&ref=notif&notif_t=photo_comment_tagged&theater

Monday, November 21, 2011

REYAL MUSIC STUDIO

REKAMAN BAND > sudah termasuk sepaket biaya;
Record + Edit + Mixing + Master + Bonus Clip Image
1) hanya 300rb / lagu
2) hanya 1,2jt / 5 lagu
3) hanya 1,8jt / 9 lagu

REKAMAN SOLO > sudah termasuk sepaket biaya;
Aransemen + Record + Edit + Mixing + Master + Bonus Clip Image
1) hanya 600rb s.d 900rb / lagu
2) hanya 2,5jt / 5 lagu
3) hanya 4jt / 10 lagu

LES MUSIK
les gitar, bass & drum…(untuk pemula) dengan beberapa pilihan biaya:
1) hanya 15rb (3 murid)
2) hanya 70rb (2 murid)
3) hanya 100rb per murid

INFO SELENGKAPNYA dan Sample2 Hasil Rekaman.. Klik!
http://www.facebook.com/reyalmusik?v=info

SILAHKAN GABUNG JUGA KE PAGE/GROUP REYAL MUSIK:

1) REKAMAN super MURAH, KURSUS MUSIK paling MURAH & BIKIN V.CLIP ultra MURAH
http://www.facebook.com/pages/REKAMAN-super-MURAH-KURSUS-MUSIK-paling-MURAH-BIKIN-VCLIP-ultra-MURAH/134394306582410

2) Belajar Gitar, Bass, Drum... les cuma dengan biaya 15rb per murid ?
http://www.facebook.com/pages/Belajar-Gitar-Bass-Drum-les-cuma-dengan-biaya-15rb-per-murid-/111043158946902

3) Pengen REKAMAN & LES MUSIK Yang Bagus Tapi Murah ???
http://www.facebook.com/home.php?sk=group_105599542865485&ap=1

4) Studio Rekaman & Les / Kursus Gitar Bass Drum … Murah Berkwalitas!
http://www.facebook.com/groups/138220019521558/


Alamat:
Reyal Music Studio
Jl.Tugu no.1 Cipayung Jakarta Timur
CP: 0857 1846 1872

Tuesday, November 15, 2011

BAND INDIE VS BAND MANDIRI

BAND INDIE VS BAND MANDIRI > PERBEDAAN TELAK YANG TIDAK DISADARI ANAK BAND 

Dari pluralitas musik yang ada di dunia ini, ada 2 macam bagian musik yang harus kita perhatikan. Judul di atas mungkin terlihat biasa saja, namun memang hal seperti itu yang sedang terjadi sekarang ini, dan sebenarnya hal itu bukan hal yang biasa di dalam rana budaya perlawanan atau counter culture yang semestinya semangat ini dimiliki oleh youth culture
.
Masalah yang sedang terjadi itu adalah band indie yang sedang bertarung dengan band swadaya, yakni pihak yang telah mencoret attitude cutting edge dari band indie. Parahnya lagi bahwa pada realitasnya band mandiri/band swadayalah yang mampu diterima dalam masyarakat, dan bisa dikatakan berhasil menundukkan band indie. Hal ini diakibatkan karena memang orang – orang banyak yang tidak mengerti apa itu band independent yang sebenarnya. Sehingga banyak band sekarang ini yang mengaku indie, padahal mereka cenderung ke band swadaya.

Sebenarnya apa yang disebut band indie yang sebenarnya? Band yang benar – benar bisa disebut indie sebenarnya bukan hanya band yang mengerjakan semua recording dan lainnya dengan biaya sendiri atau praktek Do It Yourself, itu adalah arti yang sempit sekali dan arti yang notabene sudah salah kaprah di masyarakat. Namun indie di sini adalah mereka yang mempunyai semangat counter culture. Di mana mereka mampu melakukan perlawanan terhadap apa yang biasa disebut mainstream. Hal ini tidak jauh dari ideologi mereka sebagai band yang cutting edge. Cutting edge di sini diartikan sebagai pendobrak, dan apa yang harus didobrak? Ya itu tadi, budaya mainstream yang menjamur di masyarakat. Senjata yang digunakan tentu saja saja secara musikalitas, yaitu mereka harus mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam musik, sehingga mereka dapat juga melakukan sebuah terobosan baru dalam musik di pasar. Musik yang dimainkan oleh band – band cutting edge biasanya musik yang mempunyai roots yang jelas. Dengan roots tersebut mereka mampu mempunyai ciri khas dalam bermusik, dan tidak cenderung mengikuti pasar yang nantinya akan menjadi mainstream.

Dan apa yang disebut dengan band mandiri/band swadaya? Band swadaya memang bisa disebut sebagai band indie, namun dalam arti yang sempit sekali. Mereka adalah band yang mampu membiayai semua kehidupan bandnya secara mandiri tanpa bantuan pihak mayor label, mulai dari recording, lay-out, artwork, pengepakan, dll. Mereka juga adalah band yang bermusik tanpa memandang semangat cutting edge, sehingga mereka tidak bisa dibedakan dengan musik mainstream. Band swadaya masih cenderung mengikuti kemauan pasar, tanpa mampu mendobrak dan melakukan terobosan. Ideologi dasar yang diambil sebarnya adalah mereka memang membiayai semuanya secara mandiri tapi intinya mereka sebenarnya menunggu sampai ada pihak mayor label yang mau mengontrak mereka, jika tidak pernah ada label yang tertarik dengan musik mereka, maka band tersebut lama – lama akan musnah dengan sendirinya. Mereka juga tidak mempunyai roots dalam bermusik sehingga cenderung tidak mempunyai ciri khas. Band swadaya juga sering disebut band yang mengusung tradisi Do It Yourself. Jika band swadaya yang diinterpretasikan sebagai band indie, maka semua orang juga bisa membuat dan bisa dibilang indie, asalkan mereka mampu merilis musik sendiri dan mempunyai uang untuk produksi album mereka sendiri juga. Dan itu lah interpretasi yang salah dari indie.

Sebenarnya budaya salah kaprah yang terjadi dalam masyarakat juga didukung oleh EO – EO dan media mainstream yang tidak mengerti apa itu yang disebut dengan indie yang sebnarnya. Mereka hanya mengekspos musik – musik swadaya yang memang notabene dapat diterima di masyarakat, tapi mereka melupakan semangat cutting edge pada band indie yang sebenarnya. Media – media mainstream tadi sekaligus telah merusak roots indie yang telah dibangun oleh band – band indie yang asli. Sungguh ironis memang mendengar hal semacam ini. Band – band cutting edge yang seharusnya lebih bermutu dari band mainstream malah mereka lupakan dan justru tertelan oleh budaya mainstream. Mungkin karena memang EO hanya berorientasi pada uang saja, oleh sebab itu mereka lebih condong ke musik mainstream. Selain media mainstream tadi, youth culture kita yang memang cenderung apatis terhadap musik juga yang mengakibatkan kesalah kaprahan yang terjadi dalam budaya youth culture itu sendiri. Juga karena memang youth culture sekarang ini sudah menjurus ke mainstream.

Band indie sendiri pada awal sejarahnya dimulai oleh para pemusik dari genre british pop atau yang lebih popular disebut dengan BritPop di UK. Label – label indie untuk genre BritPop yang pertama kali banyak bermunculan di UK. Karena memang budaya BritPop dulu adalah juga kebanyakan dari kaum Hippies, kaum yang didedengkoti oleh John Lennon guna memprotes adanya perang dan kekerasan yang terjadi pada waktu itu di UK. Kita juga bias sebut Morrisey sebagai dedengkot indie di dunia. Namun lewat perkembangan jaman yang semakin maju, indie juga semakin luas, tidak hanya musik – musik BritPop, namun juga ada dari musik Punk, Hardcore, metal, dll. Lewat perkembangannya pula banyak bermunculan label – label indie untuk genre musiknya masing – masing. Di Indonesia sendiri pada kenyataanya ternyata banyak band indie yang lebih sukses dari pada band – band dari mayor label. Banyak band indie yang telah merilis albumnya sampai ke luar negri, dan parahnya musik mereka lebih diterima di negri orang ketimbang di negri sendiri. Ini lah sebabnya mereka lebih senang main di luar daripada di negri sendiri. Sebut saja The S.I.G.I.T yang pernah berargumen di salah satu majalah musik terkemuka dengan mengatakan “Main di Indonesia lebih susah daripada main di negri orang.”

Sedangkan band swadaya tidak memiliki sejarah dan roots yang jelas adanya, mereka hanya mencuri konsep Do It Yourself yang dimiliki oleh band indie. Memang band swadaya kini lebih popular disebut dengan band DIY (Do It Yourself). Selebihnya mereka cenderung meniru musik – musik mainstream yang laris – manis di pasaran. Di mana mereka nantinya hanya akan menjadi penerus band – band semacam D’Masive, Kotak, dan band sejenis lainnya yang popular setelah mengikuti ajang persaingan berlabel indie. Yakni mereka yang dengan gampangnya menjual ideologi musik mereka ke tangan mayor hanya karena kormesialisasi semata. Mungkin memang aneh attitude yang dimiliki oleh mayarakat Indonesia, mayarakat yang terlalu bersikap mainstream terhadap musik.

Oleh sebab itu pula musik juga perlu adanya pembeda – bedaan yang jelas. Hal ini diperuntukkan supaya tidak terjadi lagi kesalah kaprahan di masyarakat. Pembedaan ini juga dikususkan supaya ada sebuah media counter culture untuk semacam pedokumentasian dari band – band cutting edge, mengingat pluralitas musik tadi. Juga sebagai penyadar untuk media, EO dan masyarakat bahwa pemahaman indie bukan sekedar diartikan “bukan mayor” semata. Tapi harus lebih dari itu juga harus dimengerti pula mengenai roots character dan attitude cutting edge serta praktek Do It Yourself yang seharusnya band indie memiliki ketiga hal tersebut. Dan sebenarnya diantara keduanya yakni band indie dan band swadaya tidak ada yang baik dan yang buruk, hanya saja perlu adanya pembedaan tadi. Yang memang sebenarnya kedua hal itu sangat berbeda.

Agust Marciano, Drs, M.Sn
Redaktur Tamu Pagerzine.Com
Pemerhati Musik
Owner Marcia Music Portal
Produser dan Music Director

INDUSTRI MUSIK TAK JELAS, BAND-BAND LABEL BUBAR !

INDUSTRI MUSIK TAK JELAS, BAND-BAND LABEL BUBAR !

Amboi coi-coi, ini bukan mengajak masyarakat band Indonesia untuk pesimis terhadap apa yang sedang diperjuangkannya saat ini, tapi wacana permenungan sepertinya perlu disaat-saat seperti sekarang.
Setelah ratusan label terpaksa tutup pabrik gara-gara hancurnya penjualan kaset dan CD, kini giliran band-band Indonesia yang terpaksa tutup proyek alias bubar.

Eksekutif Produser sementara tak mau mendanai produksi rekaman band karena dianggap belum waktunya dan sedang bukan trendnya. Bukan hanya itu, saat ini, sejumlah management artis nampaknya sedang ampun-ampunan gara-gara sulit sekali mendapatkan job panggung untuk mereka. Yap, walhasil, band-band itu nganggur berjama'ah. Mereka yang punya otak inovatif mencoba mencari peluang proyek lain : entah sebagai komposer, entah sebagai director, entah maen film, entah buka restoran, entah jualan kaos. Kacaunya, salah satu nasib personil band rock kenamaan ada yang lebih tragis : jaga warnet !

Berdasarkan amatan, babak belurnya Industri musik tanah air tidak lebih dari akibat kepanikan para pengusaha musik menghadapi gegap gempita teknologi yang bernama internet. Dalam semenit, ribuan band tanpa produser mendadak merilis single atau albumnya lewat reverbnation, facebook atau radio online. Dalam semenit RBT yang menjadi sumber balikan modal paling mungkin bagi produser, ternyata bisa dirilis band tanpa harus melalui mayor label tertentu. Akibatnya, para pengusaha musik yang masih bertahan dari kebangkrutan terpaksa hantam sana sini dengan berbagai cara tanpa peduli nasib industri musik secara makro. Boro-boro mikir nasib anak band dalam companynya, mikir nasib bagaimana supaya usahanya tidak tutup sepertinya memang harus jadi yang nomer satu.

Internet memang ibarat bom nuklir bagi industri musik dunia. Lewat media ini berbagai modus aksi pembajakan karya yang telah diberi bandrol harga terjadi. Produk fisik bernama kaset dan CD menjadi tidak laku karena manusia modern lebih menyukai file praktis berjuluk mp.3 yang bisa diselipkan dalam Handphone. Yap, sekarang ini memang super mudah mendapatkan mp.3 lagu-lagu populer di internet dengan gratis karena Majelis Pembajak Nasional telah menyediakannya dalam situs mereka.

Sebaliknya, bagi band-band tanpa label, justru internet adalah power yang ampuh untuk dijadikan media promosi gratis. Tak perlu bayar untuk tampil di TV karena masyarakat sekarang ini memang jarang nonton TV dan lebih banyak menghabiskan waktunya di internet. Cukup upload mp.3 di 4shared, upload video di Youtube, update terus facebook maka promosi dan eksistensi telah menyebar secara nasional, bahkan tanpa batas. Lahirnya internet telah membuat kedudukan sama rata antara mayor label, minor label, indie label maupun no label. Di lapangan, banyak sekali ditemukan band yang mengaku berada dibawah label tertentu tapi justru manggung di event komunitas. Jelas ini sesuatu yang aneh mengingat selama ini event komunitas menjadi lapak aksi bagi band-band non label. Di lain pihak, band-band yang terlanjur dikenal luas sebagai band label memasang gengsi, tak mau turun pangkat untuk sekedar main gratisan di event-event semacam itu.

Nasib industri musik nasional memang sedang terjerumus habis. Tidak ada lagi satu event penghargaan musik nasional yang benar-benar bergengsi dan punya kharisma seperti era-era 80 sampai 90-an. Dalam sebuah diskusi, seorang pengamat berkata sinis " Apanya yang mau dihargai jika memang tidak ada yang berharga lagi di industri musik saat ini ?".

Kini, kepanikan para pengusaha musik menghadapi era internet telah melahirkan kondisi yang menyulitkan bagi pergerakannya sendiri. Bisnis musik yang harusnya dilakukan dengan strategi-strategi terencana, kini mendadak seperti bisnis valuta dengan tingkat spekulasi tinggi. Bisnis model "membaca arah angin" ini tentu juga berdampak besar bagi unsur-unsur di industri musik, salah satunya bagi band. Trend jadi-jadian yang melahirkan eforia boyband dan girlband makin menggulung eksistensi band-band yang terlanjur terikat kontrak dengan label. Mereka tertahan untuk merilis album karena label memilih menjual apa yang dianggap sedang laku saat ini. Tidak tanggung-tanggung, ada kalanya ketertahanan ini bisa terjadi dalam waktu yang tidak ditentukan (sesuai kesepakatan dalam kontrak). Inilah yang dicurigai sebagai penyebab terbesar lenyapnya band-band populer dari industri tanah air.

Di permukaan, bisa saja band-band itu menjadikan problem pribadi sebagai alasan berakhir : pengen solo karirlah, mengerjakan proyek rohanilah, sudah tidak ada kecocokan satu sama lainlah, salah satu personil terlibat narkobalah, sibuk binis butiklah, dsb dll dst. Lebih dari alasan itu semua, bisa jadi ini hanyalah salah satu kamuflase bagi band-band tersebut untuk melepaskan diri dari kontrak yang sebelumnya asal ditanda tanganinya. Suatu kontrak yang ternyata dikemudian hari menyebabkan mereka tidak bisa berkutik banyak atas kebijakan label. Mereka tak akan pernah berani blak-blakan mengingat resiko black list bisa saja menimpa di kemudian hari, lebih-lebih disaat record company tinggal segelintir jumlahnya di negeri ini.

Satu pernyataan menarik pernah diutarakan secara jantan oleh band rock asal Bandung PASS band di detik-detik kebubarannya" Kami bubar karena setelah sekian lama menunggu, industri musik tanah air tidak kunjung sembuh ".

DISTRIBUSI MUSIK DI TOKO ONLINE DUNIA !

DISTRIBUSIKAN DAN JUAL MUSIKMU DI TOKO ONLINE DUNIA !

Setelah recording, mixing, mastering, setelah itu apa ? Tentu saja di distribusikan alias dijual ! Banyak band yang tidak tahu mau di jual kemana ? Di edarkan ke toko-toko kaset tentu saja dalam keadaan penjualan fisik sedang hancur-hancurnya seperti sekarang ini, akan menjadi sebuah ajang bunuh diri terbuka. Di era serba maya seperti sekarang ini, adalah baik jika kita mengikuti ruang nyata yang ada di depan mata, yakni toko online. Informasi berikut ini mudah-mudahan menarik bagi kawan-kawan musisi gerilya sekalian.


Music Max Publishing Media Distribusinya Band-Band Indie Indonesia

Kepada para sobat indie semua. Hargailah karya lagu kalian sendiri. Mengapa karya lagu kreasi kalian hanya dibagikan gratis di beberapa jejaring sosial? Benarkah cara itu cukup efektif untuk promosi? Sedangkan kalian sendiri tetap harus mengeluarkan biaya untuk latihan di studio & biaya untuk rekaman. Kenapa tidak dititip-jualkan saja lewat kami? TANPA SELEKSI ! BIAYA DISTRIBUSI SANGAT MURAH ! UNTUK SEMUA GENRE

Di tahun 2014, Pemasaran dan promosi lagu-lagu band Indonesia akan berubah dari bentuk fisik (CDaudio) menjadi sistem digital. Dengan kondisi tersebut, kami sedini mungkin mengajak sobat indie semua untuk merubah paradigma lama dan berganti ke pola baru sebelum para label industri musik di tanah air ini menjalankan sistem baru tersebut, yang tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar untuk mendistribusikan lagu lewat mereka. Dengan biaya distribusi yang sangat murah, mari kita menyerbu dunia dengan karya lagu-lagumu.

Kami akan membantu band indie Indonesia yang menginginkan musiknya bisa didengar dan di download berbayar oleh orang-orang di seluruh penjuru dunia melalui perusahaan-perusahaan distribusi musik online kelas dunia, seperti, Amazon, Hmv, iTune, Nokiaovi, Mega​store, 7digital, Spotify, Napster​, Dezeer, we7, eMusic, Rhapsody, Zu​ne, Tradebit, Myxer, dan banyak lagi.


LAYANAN. DISTRIBUSI & PROMOSI LAGU

Syarat-syarat :

Isi formulir yang sudah disediakan.
Minimal 3 lagu.
Menyerahkan CD data yang berisi :- Lagu-lagu dg format Mp3 (192kbps - 44.100 Hz - Stereo)
Profil band lengkap format Office word (foto, artwork 1000 px, logo,dll)
Membayar biaya distribusi sesuai dengan jumlah lagu yang diajukan.
Contact Person : MUSIX MAX PUBLISHING 087738173662 (sms only), 021 60270799 (dialog)


DAPATKAN KEUNTUNGAN :

Didistribusikan ke perusahaan-perusahaan music store online yang tersebar ke seluruh penjuru dunia, seperti Amazon, Hmv, iTune, Nokiaovi, Mega​store, 7digital, Spotify, Napster​, Dezeer, we7, eMusic, Rhapsody, Zu​ne, Tradebit, Myxer, dan banyak lagi.
Royalti 50%.
Laporan penjualan per 3 bulan.
Promosi by. Online (web & FB page) => bonus.
Lagu akan diputar di Indicast Radio Online => bonus.


Contoh Grupband yang telah di distribusikan :

Links :

http://www.hmvdigital.com/artist/serdadu-band/aku-adalah-aku
http://www.jamba.no:80/jmp/goto/music/album/details/albumId/13041360
http://www.tunetribe.com/product/serdadu-aku-adalah-aku?id=5383161
http://www.play.com/Music/MP3-Download-Track/4-/23942825/Aku-Adalah-Aku/Product.html?searchtype=musicall&searchsource=0&searchstring=Serdadu&urlrefer=search&strefer=musicall&searchfilters=s%7bSerdadu%7d%2bc%7b34%7d%2b
http://meteli.net/downloads/levy/Aku-Adalah-Aku-Radio-edit/98117446
http://www.deezer.com/Aku-Adalah-Aku
http://music.ovi.com/gb/en/pc/Product/Serdadu/Aku-Adalah-aku/19527201
http://www.7digital.com/artists/serdadu-band/aku-adalah-aku/
http://www.amazon.com/Aku-Adalah-aku Explicit/dp/B005MUUDGY/ref=sr_shvl_album_1?ie=UTF8&qid=1317419897&sr=301-1
http://free.napster.com/serdadu-band-music/album/aku-adalah-aku-[single]/14518354#s_module=search_all_album&origin=search
http://www.wimpmusic.se/wweb/track/7875756
http://www.rhapsody.com/share/Alb.50041417
http://www.rhapsody.com/#/artist/serdadu/album/aku-adalah-aku-single
http://www.7digital.com/artists/serdadu-band/aku-adalah-aku/
http://music.ovi.com/gb/en/pc/Product/Serdadu/Aku-Adalah-Aku-Radio-edit-/19527202
http://www.nimbitmusic.com/serdadu

PROMOSI DI MAJALAH PAGERZINE

PROMOSIKAN PROFIL DAN KARYA-KARYAMU DI MAJALAH PAGERZINE, GRATIS ! 


SYARAT-SYARAT

1) Buatlah profil anda dalam format word berisi point-point sebagai berikut : Sejarah Band ( Kapan berdiri, alasan penggunaan nama band),  Nama-nama personil dan posisi dalam band, Harapan band terjun di industri musik, Alamat base camp dan kontak, Alamat facebook, twitter dan alamat-alamat lain di dunia maya, Kode RBT jika anda sudah memilikinya 

2) Link unduhan/link download satu buah single jagoan anda dalam format Mp.3 atau link video youtube jika ada. ( perhatian : hanya satu single jagoan saja)

3) Kemudian silahkan anda lakukan langkah-langkah berikut Bergabung dengan group facebook Padepokan Gerilya DISINI untuk selalu berlanggganan artikel-artikel dari pagerzine.com, Berteman dengan facebook redaksi DISINI dan kemudian seluruh data anda dikirimkan via inbox facebook, namun jika anda belum terbiasa mengirimkan file via inbox facebook, anda juga bisa mengirimkannya via email pagerzine@yahoo.com

4) Khusus bagi karya-karya band yang menarik perhatian redaksi akan dibuat dalam versi review
Demikian Brother...

THE FIRST MINI ALBUM OF THE BLUEROLL

Posted by Picasa